Sosialis dapat di artikan sifat/karakter yang
lebih mengutamakan sikap saling tolong menolong, saling membantu, saling
sepenanggungan dan saling berkasih sayang.
karakter sosial itu bisa kita curahkan kepada siapa saja hatah itu orang
tua kita, saudara-saudara kita, teman , maupun orang lain yang ada disekeliling
kita.
Bermafaat untuk orang lain merupakan suatu keharusan bagi kita sebagai masyarakat
sosial, karena pada dasarnya kebermanfaatan yang kita lakukan walaupun sekecil apapun,
maka kita jugalah yang akan rasakan manfaatnya.
Dan, jika kita
berbicara tentang kebermafaatan maka itu sangat penting, sampai-sampai
rosulullah pernah bersabda:
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad,
ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’no:3289).
Pribadi yang
bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang Muslim.
Setiap Muslim diperintahkan untuk memberikan manfaat bagi orang lain karena
dengan memberikan manfaat kepada orang lain, maka manfaatnya akan kembali untuk
kebaikan diri kita sendiri.
Allah Jalla
wa ‘Alaa berfirman:
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ
“Jika kalian
berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri”
(QS. Al-Isra:7)
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ الله فِي حَاجَتِهِ
“Barangsiapa
membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu keperluannya.”
(Muttafaq ‘alaih)
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا
نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ, ةِ وَمَنْ يَسَّرَ
عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
“Barang siapa
yang memudah kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia,
Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang
memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan niscaya akan Allah memudahkan
baginya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim).
Contoh sederhananya ketika kita menyingkir duri dari jalan, maka secara
tidak lansung kita telah melakukan kebaikan kepada diri kita sendiri, misalnya agar
duri itu tidak mengenai kaki kita, agar duri tersebut tidak mengenai orang
lain, dan lainnya.
Di zaman sekarang ini sudah sangat sedikit sekali orang-orang yang memiliki
sifat sosial dan pola pikir serta tindakan untuk memberi manfaat untuk orang
lain, sebagian mereka hanya mementingkan kepentingan mereka sendiri saja dan
melupankan kepentingan orang lain.
Dan sekarang ini kita banyak melihat kejadian/musibah yang bertubi-tubi melanda
bangsa kita mulai dari banjir, gunung meletus dan masih banyak musibah lainnya
yang banyak merenggut korban jiwa.
Seharusnya kejadian seperti ini menjadikan kita lebih sadar dan peduli
terhadap lingkungan sosial kita.
Karena seperti yang kita ketahui bersama
kerusakan dimuka bumi ini tidak terjadi dengan sendirinya akan tetapi kerusakan
yang terjadi dimuka bumi ini oleh ulah tangan manusia, sebagaimana tuhanmu berkata
dalam firmannya “Sesungguhnya kerusakan di muka bumi ini disebabkan oleh tangan”.
Maka dari itu mari kita tingkatkan lagi sifat sosial dan kebermanfaatan
kita terhadap saudara-saudara kita, entah itu melalui kebutuhan material maupun
tenaga yang kita punya untuk memberi terus manfaat kepada sesama manusia.
Saya teringat dengan firman Allah SWT yang artinya “ Sesungguhnya kaum
muslimin itu adalah bersaudara, [Al-Hujarat:10).
Firman ini menggambarkan bahwa kita adalh saudara, ibarat satu tubuh jika
ada bagian tubuh yang sakit maka bagian tubuh yang lain ikut merasakannya. Maka
dari itu mari kita bangun kembali sifat sosial dan kebermanfaatan kita untuk
membantu (dengan materi,tenaga ataupun pikiran), dan memberi solusi sebelum
terjadi murka allah melalui bencana alam (gunung meletus, banjir, kebakaran,dll).
Seseorang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi maka banyak jugalah
kebermanfaatan yang dia berikan kepada orang-orang dilingkungannya. Pada
dasarnya kita sebagai umat muslim wajib hukum nya saling membantu satu sama lainya,
dan membantu orang lain juga tidak hanya dengan materi semata, melainkan dengan
tenaga (dengan kemampuan yang kita miliki), pikiran dan yang paling penting
membantunya itu dengan ikhlas dan tidak mengharapkan imbalan apapun.
Saudaraku agar kita
benar-benar mendapatkan manfaat yang kita berikan kepada orang lain, kita harus
ikhlas, karena ikhlas adalah salah satu kunci diterimanya amalan kita.
Dan hanya amalan
yang diterima Allah Jalla fii
‘Ulaah yang akan memberikan
manfaat kepada kita baik di dunia maupun di akhirat kelak.