Add caption |
Kita sudah terlalu sering mungkin mendengar kata
hijrah dan bahkan kata hijrah ini juga sudah tidak asing (familiar) bagi bagi
kita semua. Hijrah artinya memutus, memisah atau meninggalkan. Menurut Imam Al Asfahanii, hijrah berarti
berpisahnya seseorang dengan yang lain, baik berpisah secara badaniah, lisan,
atau dengan hati.
Setiap orang pasti pernah mengalami kisah hijrah, entah kisah
hijrah yang membuat orang baik menjadi buruk, atau yang buruk menjadi baik,
mungkin kisah hijrah yang mengubah karir seseorang dan lain sebagai nya.
Namun yakin lah setiap kisah hijrah yang terjadi tidak pernah
rinduhkan kejadiannya, semua terjadi karena kehendak yang maha kuasa. Seperti kisah
hijrah muhammad saw dari kuba ke thaif (madinah), ketika turun perintah hijrah
ke pada muhammad saw maka seketika itu juga penduduk quba bersedih, berat hati
berpisah dengan sang idolah (panutan).
Dan inilah pandainya rosulullah muhammad ketika ia akan
hijrah maka dikumpulkannya lah penduduk quba, lalu rosulullah bertanya. “ apakah
kalian orang yang beriman?”. Suasana hening tidak ada seorang pun yang
menjawab. Lalu rosul bertanya lagi, ‘Apakah kalian orang yang beriman?’. Suasana
masih hening, namun tiba-tiba umar bin khattab berkata ‘ya rosulullah, merekaa
semua orang yang beriman dan saya termasuk salah seorang diantaranya’.
Kemudian rosul bertanya lagi. “apakah kalian percaya atas ke
putusan allah?” kali ini semua orang menjawab. ”ya, ya rosullullah”.
Maka ketika itu semua penduduk quba ikhlas dengan
hijrah nya rosulullah ke thaif (madinah) dan disambut dengan suka cita kedatangnya
di madinah.
Nah, sahabatku
ketika kita yakin bahwah setiap keputusan yang allah perintahkan kepada
kita yang mungkin kadang tidak kita inginkan atau kadang memberatkan hati kita,
dengan berbagai alasan. Padahal kita pernah di ingatkan dengan perkataan tuhan
dam kitabnya “sesuatu yang menurutmu baik belum tentu baik bagi ku dan sesuatu
yang menrutmu buruk bagimu bisa jadi baik bagi tuhan mu”.
Tentunya perkataan ini tidak akan lepas dari al
quran itu sendiri dan sunah yang telah di ajarkan dan dicontohkan oleh utusnya.
Sekarang pertanyaanya adakah hijrah yang tidak
dirindukan itu? Lalu seperti apa hijrah itu?. Sebelum kita jawab. Para pembaca
punya dua pilihan pertama sepakat dengan jawaban saya dan mengshare tulisan ini
atau yang kedua para pembaca tidak sepakat dan menulis argumenya di cololm
coment artikel di bawah ini.
Jawababnya:
Sesungguhnya ada hijrah yang tidak dirindukan itu,
namun kadang kita tidak menyadarinya. Contohnya: jika selama ini kita berada di
dalam kemaksiatan dan merasa sulit untuk hijrah kepada kebaikan, dan semua
orang mengakatan kita tidak akan menjadi baik, lalu tuhan berikan kita hidayah dan
kita menjadi orang yang taat dan baik atau sebaliknya orang yang sudah terkenal
dengan kebaikannya dan kemudian ia berpaling dari kebaikan, itulah hakekat nya
hijrah yang tak dirindukan.
Selamat membaca
Regads