judulnya sangat penomenal ya " menikah mengokohkan eksistensi" berat memang judul nya dan memang begitulah kenyataan-nya bahwa ketika kita menikah berarti seketika itu juga terkokohkanlah eksistensi sebagai seorang teladan yang bertanggung jawab.
tadinya saya juga kurang tertarik menulis tema ini, saya kira kurang pas jika seorang yang belum menikah atau katakanlah yang akan segera menikah yang menuliskan nya dan masih banyak yang sudah menikah yang sudah membuktikan sendiri bahwa ketika mereka menikah, sesungguhnya mereka telah mengokohkan eksistensinya.
baiklah, kapan sebenarnya pengokohan eksistensi itu di mulai? pengokohan eksistensi itu dimulai ketika selesainya ijab dan qobul seketika itulah beralih tanggungjawab anak gadis orang menjadi tanggungjawab kita, kemudian setelah ijab qobul disunahkan untuk mencium keubun-ubun istrinya dan ini banyak diartikan oleh para ulama bahwa ini adalah bentuk tanggungjawab yang disertai keteladanan.
lalu eksistensi apa lagi yang di kokohkan? eksistensi yang dari sebelum nya lajang/single menjadi seorang suami/istri, yang tadinya tanggung jawabnya sendiri menjadi tanggung jawab berdua, yang tadinya kadang kalau mau mengambil keputusan musyawarah sama bapak/ibu sekarang harus dimusyawarahkan berdua (suam istri), dan masih banyak eksistensi yang lain yang terkokohkan.
namun yang paling nampak terkokohkan eksistensinya adalah eksistensi sosial, pandangan sosial terhadap yang sudah menikah sudah sangat berbedah dengan ketika masih lajang/single, eksistensi ekomomi dilingkungan sosial juga terkokohkan.
ada banyak eksistensi yang bisa dirasakan, baik eksistensi yang dipersiapkan dari sebelum menikah hingga eksistensi setelah menikah atau malah ada eksistensi yang diluar persiapan sebelum dan sesudah menikah. namun intinya adalah menikah menngamalkan sunah nabi muhammad saw dan menikah langkah awal membangun generasi peradaban, dan jangan takut untuk menikah untuk yang belum menikah, untuk yang sudah menikah nikmatilah setiap eksistensi yang terkokohkan dan menikah menimpah diri menjadi peribadi yang lebih baik.
penulis cuma bisa berpesan jangan lah risau dengan jodoh, rezeki dan mati mu "karena sesunggunhnya semua itu hak kuasa allah dan tugas terpenting bagi kita adalah berproses untuk menjadikan lebih baik, melakukan dan memberikan kebaikan".
Semoga bermanfaat
tadinya saya juga kurang tertarik menulis tema ini, saya kira kurang pas jika seorang yang belum menikah atau katakanlah yang akan segera menikah yang menuliskan nya dan masih banyak yang sudah menikah yang sudah membuktikan sendiri bahwa ketika mereka menikah, sesungguhnya mereka telah mengokohkan eksistensinya.
baiklah, kapan sebenarnya pengokohan eksistensi itu di mulai? pengokohan eksistensi itu dimulai ketika selesainya ijab dan qobul seketika itulah beralih tanggungjawab anak gadis orang menjadi tanggungjawab kita, kemudian setelah ijab qobul disunahkan untuk mencium keubun-ubun istrinya dan ini banyak diartikan oleh para ulama bahwa ini adalah bentuk tanggungjawab yang disertai keteladanan.
lalu eksistensi apa lagi yang di kokohkan? eksistensi yang dari sebelum nya lajang/single menjadi seorang suami/istri, yang tadinya tanggung jawabnya sendiri menjadi tanggung jawab berdua, yang tadinya kadang kalau mau mengambil keputusan musyawarah sama bapak/ibu sekarang harus dimusyawarahkan berdua (suam istri), dan masih banyak eksistensi yang lain yang terkokohkan.
namun yang paling nampak terkokohkan eksistensinya adalah eksistensi sosial, pandangan sosial terhadap yang sudah menikah sudah sangat berbedah dengan ketika masih lajang/single, eksistensi ekomomi dilingkungan sosial juga terkokohkan.
ada banyak eksistensi yang bisa dirasakan, baik eksistensi yang dipersiapkan dari sebelum menikah hingga eksistensi setelah menikah atau malah ada eksistensi yang diluar persiapan sebelum dan sesudah menikah. namun intinya adalah menikah menngamalkan sunah nabi muhammad saw dan menikah langkah awal membangun generasi peradaban, dan jangan takut untuk menikah untuk yang belum menikah, untuk yang sudah menikah nikmatilah setiap eksistensi yang terkokohkan dan menikah menimpah diri menjadi peribadi yang lebih baik.
penulis cuma bisa berpesan jangan lah risau dengan jodoh, rezeki dan mati mu "karena sesunggunhnya semua itu hak kuasa allah dan tugas terpenting bagi kita adalah berproses untuk menjadikan lebih baik, melakukan dan memberikan kebaikan".
Semoga bermanfaat