Realita pendidikan indonesia saat ini sangat
memperihatinkan, akhlak, moral, dan pengetahuan pelajar maupun pengajar sudah
hilang dari substitansi yang sebenarnya. Maka dari itu lahirlah pelajar yang
suka demo, tauran, obat-obatan, sek bebas dan seterusnya.
Permasalahan pendidikan sebenarnya tidak hanya itu saja, ada
banyak lagi misalnya masalah sarana dan prasarana yang masih minim dimiliki
sekolah-sekolah, kualitas dan kuantitas guru yang masih belum terpenuhi,
masalah ekonomi yang lebih banyak mengorbankan pendidikan anak, dan lainnya.
Namun permasalahan yang paling para dan memiliki pengaruh
terhadap permasalahan yang lain adalah masalah degradasi moral dan mental para
pendidik dan peserta didik yang harus segera dididk yang harus segera
diselesaikan.
Kondisi seperti ini seharusnya menjadi titik fokus
pemerintah dan para pendidik baik guru maupun orang tua. sehingga pendidikan
dirumah dan disekolah bisa berjalan dengan baik. Mungkin ada yang bertanya
kenapa permasalahan karakter dan moral yang harus di perbaiki terlebih dahulu
bukan yang lain?
Yang harus kita pahami bersama kita memiliki sejarah
penjajahan yang sangat lama, secara lansung maupun tidak lansung akan berdampak
pada mental dan moral yang terjajah sehingga sampai saat ini mental terjajah
masih ada dan bahkan banyak di pendidikan indonesia.
Contoh sederha adalah ketika ujian nasional, banyak siswa
yang tidak siap mental nya menerima hasil ujian nasional sesuai kemampuannya
maka adari itu para siswa menunggu bocoran jawaban baik dari gurunya maupun
jasa menjwab ujian nasional, ini baru hal sederhana dilevel pemerintahan
praktek korupsi di berbagai bidang pemerintahan dan penyebab utamanya adalah
karakter dan moral yang bobrok.
Solusi yang coba kami tawarkan adalah
1. Perbaiki
karakter dan moral para pendidik nya baik itu guru maupun orang tua caranya
bagaimana lembaga pendidikan bisa memberikan pasilitas pengupgredan kemampuan
guru dan orang tua secara ilmu pemahaman dan karekteristiknya.
2. Guru
dan orang tua menjalin komunikasi yang aktif untuk memantau perkembangan anak
didiknya.
3. Guru
dan orang tua menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mendukung perkembangan
dan pembentukan moral dan karakter yang baik dan produktif.
4. Pembentukan
karakter dan moral peserta didik dengan menjadi teladan dan contoh kebaikan
bagi peserta didik.
5. Lalu
baru lah yang lain seperti sarana dan prasarana, metode, kurikulum dan
seterusnya.
Ilmu
Ilmu adalah susunan sistematik berdasarkan kaidah normatif
tertentu terhadap keterampilan, pengetian, pemahaman maupun pengetahuan. The
liang gie memberikanpengertian ilmu adalah rangkaian aktifitas penelaahan yang
mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional
emperis mengenai dunia ini dalam berbagai segihnya, dan keseluruhan
sistematisyang menjelaskan bebagai gejala yang ini diketahui manusia.
Sehingga tidak salah jika ada yang mengatakan “ilmu adalah
penerang jalan kegelapan (kejahiliyaan)”. Ilmu merupakan buah dari pemahaman
dan pembelajaran yang telah dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik.
Ilmu ini memberikan kita pemahaman dan hasil akhirnya adalah
kita mendapatkan pengetahuan dari ilmu yang kita pelajari tersebut. Mungkin ada
yang bertanya seberapa penting ilmu bagi kemajuan bangsa?
Ada beberapa permasalahan tentang ilmu itu sendiri
diatntaranya:
1. Para
peserta didik masih menaruh ego yang tinggi terhadap ilmu contoh sebagian siswa
masih anggapan bahwa guru yang butuh murid untuk memberikan ilmu, sehingga jika
tidak ada murid guru mau makan dari
mana. Ini jelas pemikiran yang salah dan harus kita luruskan.
2. Rasa
malas yang selalu menyerang para penuntut ilmu, contohnya malas baca, malas
nulis, dll.
3. Taqlid
buta (hanya berguru pada satu guru dan menganggap ilmu yang bersumber dari
orang lain salah tanpa di pelajari lg sumber kebenarannya).
4. Acu
(tidak peduli) terhadap kebodoha ilmu salahini juga krangka berpikir yang
salah, dia berpikir ngapain belajar presiden sudah ada, polisi, tentara,
dokter, dll sudah ada ngapain belajar lg.
Solusi yang kami tawarkan kepada pencari ilmu adalah
1. Ilmu
itu didatangi, bukan ilmu yang mendatangi, kita yang harus mengejar dan mencari
ilmu itu bukan menunggu ilmu yang datang ke kita.
2. Cari
lah ilmu dari berbagai sumber jangan hanya satu sumber saja, sehingga ilmu yang
kita pahami itu lebih luas.
3. Buanglah
rasa mala, acu dan penyakit lainnya yang membuat kita betah dalam kejahiliyaan.
Kesimpulannya adalah bahwa kita membutuhkan ilmu dan bukan
ilmu yang membutuhkan kita. Ilmu didapat dari belajar baik secara formal maupun
non formal. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mencari ilmu. Amal
tanpa ilmu kebodohan, pendidikan tanpa ilmu penipuan.