MAKALAH PERJUANGAN MENGHADAPI DISINTEGRASI BANGSA

Tidak ada komentar


BAB I






Nama Kelompok I

v  ASTITIN
v  ALIEN RISHI SAPUTRI
v  ANE SAPUTRI
v  APRIANSYAH
v  BUNGAINI
v  DARMA YANTI
v  MARITA





Menurut wikipedia, Disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu yang menghilangnya keutuhan atau persatuan serta menyebabkan perpecahan. Sedangkan Disintegrasi Bangsa yaitu perpecahan atau hilangnya persatuan suatu bangsa yang mengakibatkan perpecahan.
Secara umum pernyebab disintegrasi bangsa adalah karena rasa tidak puas dan ketidakadilan masyarakat terhadap pemerintahan yang mengakibatkan pemborantakan atau separatisme.
Walaupun begitu banyak faktor lain yang menyebabkan disintegrasi suatu bangsa seperti timbulnya perpecahan antar, suku dan agama, konflik berkepanjangan, ketidakpercayaan, perang saudara pergolakan daerah, kriminalitas, aksi protes dan demonstrasi, prostitusi, kenakalan remaja.

Faktor Yang Mempengaruhi Disintegrasi Bangsa :
-          Geografi : Keadaan geografi indonesia yang memiliki banyak pulau juga merupakan salah satu penyebab Disintegrasi, ketidakmerataan pembangunan tiap pulau serta kekayaan alam yang berbeda tiap pulau akan menjadi faktor penyebab disintegrasi suatu negara.
-          Demografi : Meledaknya jumlah penduduk Indonesia dengan sumber daya manusia rendah akan menambah jumlah kemiskinan. Masyarakat yang memiliki SDM rendah ini akan mudah dipengaruhi, sehingga mereka akan merasakan ketidakadilan terhadap pemerintah yang menimbulkan gerakan separatisme.
-          Kekayaan Alam : Kekayaan alam yang berbeda tiap pulau membuat pembangunan tiap daerah tidak merata, akibatnya akan ada perbedaan pembangunan yang cukup besar, dimana suatu kota / pulau akan sangat tinggi dan juga akan sangat rendah.
-          Ideologi : Ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila, akan tetapi semakin kesini paham akan idelogi semakin memudar dan akibatnya masyarakat mudah dipengaruhi kelompok - kelompok tertentu demi kepentingan mereka pribadi.
-          Politik : Politik di Indonesia kini semakin banyak masalah, mereka hanya ingin mengutamakan kepentingan partai politik mereka sendiri dibandingkan demi negara.
-          Ekonomi : Kurangnya kesejahteraan rakyat, membuat kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan, hal ini juga disebabkan karenan kurangnya efektivitas pemerintahan dalam mengatur sistem ekspor dan impor.
-          Sosial Budaya : Akibat dari keadaan geografi Indonesia yang berpulau - pulau mengakibatkan lahirnya banyak budaya yang berbeda (suku, agama, budaya dan ras), kurangnya toleransi di dalam masyarakat ini akan mudah terjadi konflik antar daerah.
-          Pertahanan Dan Keamanan : Ancaman kedaulatan bisa berasal dari dalam ataupun di luar negeri, selain sarana dan prasarana untuk pertahanan dan keamanan juga dibutuhkan rasa kesatuan di dalam masyarakat.








Ancaman Disintegrasi Bangsa :
1.      PKI MADIUN 1948
PKI MADIUN 1948
 





-  Waktu : 1948, dengan memproklamasikan berdirina Negara Republik Soviet Indonesia
-  Sebab : Hasil kesepakatan Renville menguntungkan Belanda
-  Pemimpin : Muso
- Cara Penumpasan: Pemerintah mengajak rakyat ( Gerakan Operasi Militer I ) dan melakukan penyitaan dan pelarangan terhadap beberapa surat kabar berhaluan komunis
Hasil : Pemberontak ditumpas dan Madiun direbut kembali.

Munculnya PKI merupakan awal dari perpecahan pada SI ( Sarikat Islam ) yang mendapat pengaruh ISDV ( Internasionalisme Sosialisme Democratise Vereeniging ) yang didirikan oleh H.J.F.M Snevliet dkk pada bulan Mei 1914 di Semarang, lalu pada bulan Desember diubah menjadi PKI.
Pada tanggal 13 Nopember 1926 PKI melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Belanda. Lalu pada tanggal 18 September 1948 Muso memimpin pemberontakan terhadap RI di Madiun, yang bertujuan ingin mengubah dasar negara Pancasila menjadi dasar negara Komunis. Pemberontakan ini ikut menyebar hampir di seluruh daerah Jawa Timur namun berhasil di gagalkan dengan ditembak matinya Muso sedangkan Semaun dan Dharsono lari ke Rusia.
2.      DI ( DARUL ISLAM ) / TII ( NEGARA ISLAM INDONESIA )
DI / TTI
 






a.      Jawa Barat
-          Waktu : 14 Agustus 1947
-          Latar belakang : Tidak setujunya dengan pemerintah RI saat terjadi perundingan Renville yang dianggap merugikan pemerintah Indonesia
-          Pemimpin : Sekarmaji Maridjan Kartosuwiryo
-          Cara penumpasan : Melakukan Operasi Militer taktik pagar besi yang menggunakan ratusan ribu rakyat untuk mempersempit ruang gerak
-          Hasil : Pada tanggal 4 juni 1962 kartosuwiryo berhasil ditangkap di gunung beber oleh pasukan siliwangi

Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo tidak setuju terhadap isi perjanjian Renville. Sewaktu TNI hijrah ke daerah RI ( Yogyakarta ) ia dan anak buahnya menolak dan tidak mau mengakui Republik Indonesia dan ingin menyingkirkan Pancasila sebagai dasar negara. Untuk itu ia memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia dengan nama Darul Islam ( DI )

b.      Jawa Tengah
-          Waktu : 23 Agustus 19
-          Latar belakang : Pengurusan penggabungan laskar – laskar masuk ke dalam TNI
-          Pemimpin : Amir Fatah
-          Cara penumpasan : Pemerintah membentuk pasukan baru yang disebut dengan Bintang Raiders
-          Hasil : Dilakukannya operasi guntur pada tahun 1954, gerombolan Amir Fatah dapat dicerai Beraikan

Dipimpin oleh Amir Fatah dan Kyai Sumolangu. Selama Agresi Militer Belanda ke II Amir Fatah diberi tugas menggabungkan laskar-laskar untuk masuk dalam TNI. Namun setelah banyak anggotanya ia beserta anak buahnya melarikan diri dan menyatakan bagian dari DI/TII.

c.       Sulawesi Selatan
-          Waktu : 30 April 1950
-          Latar belakang : Banyak pemuda sulawesi yg tergabung dalam PRI sulawesi ikut bertempur untuk mempertahankan kota Surabaya
-          Pemimpin : Kahar Muzakar
-          Cara penumpasan : Dilakukan penyergapan oleh pasukan TNI dan
-          Hasil : Kahar Muzakar tertembak mati

Dipimpin oleh Abdul Kahar Muzakar. Dia berambisi untuk menduduki jabatan sebagai pimpinan APRIS ( Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat ) dan menuntut agar Komando Gerilya Sulawesi Selatan ( KGSS ) dimasukkan ke dalam APRIS dengan nama Brigade Hasanuddin. Tuntutan tersebut ditolak oleh pemerintah sebab hanya mereka yang memenuhi syarat saja yang akan menjadi tentara maka terjadilah pemberontakan tersebut.

d.      Aceh
-          Waktu : 20 September 1953
-          Latar belakang : Setelah proklamasi Kemerdekaan RI , di Aceh terjadi pertentangan antara alim ulama dengan para kepala asla
-          Pemimpin : Tengku Daud
-          Cara penumpasan : Antar prakarsa panglima kadam iskandar muda , colonel M. jann maka dilaksanakan musyawarah kerukunan rakyat aceh
-          Hasil : Musyawarah ini mendapat dukungan dari tokoh – tokoh masyarakat aceh dan berhasil memulihkan keamanan

Dipimpin oleh Daud Beureueh Gubernur Militer Aceh, karena status Aceh sebagai daerah Istimewa diturunkan menjadi sebuah karesidenan di bawah propinsi Sumatera Utara. Ia lalu menyusun kekuatan dan menyatakan dirinya bagian dari DI/TII. Pemberontakan ini dapat dihentikan dengan jalan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh ( MKRA ).

e.       Kalimantan Selatan
-          Waktu : Oktober 1950
-          Latar belakang : Terjadi pemberontakkan kesatuan masyarakat tertindas
-          Pemimpin : Ibnu Hajar
-          Cara mengatasi : Melakukan gerakan Operasi militer ke Kalimantan selatan
-          Hasil : Pada tahun 1954 ibnu hajar di tangkap dan di hukum mati pada 22 maret 1955

Dipimpin oleh Ibnu Hajar, ia menyatakan dirinya bagian dari DI/TII dengan memperjuangkan kelompok rakyat yang tertindas. Ia dan anak buahnya menyerang pos-pos kesatuan tentara serta melakukan tindakan pengacauan yang pada akhirnya Ibnu Hajar sendiri ditembak mati.

3. APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)
APRA
 








-          Waktu : 23 Januari 1950
-          Latar Belakang : APRA menuntut supaya APRA diakui sebagai Tentara Pasundan dan menolak dibubarkannya Pasundan/negara Federal tersebut.
-          Pemimpin : Kapten Raymond Westerling
-          Cara mengatasi : melakukan gerakan operasi militer
-          Hasil : Sultan Hamid II berhasil di tangkap pada tanggal 14 April 1950. Akan tetapi Westerling berhasil melarikan diri ke luar negeri.

Pemberontakan di pimpin oleh kapten Raymond Westerling bekas tentara KNIL . tujuannya agar pemerinta RIS dan Negara Pasundan mengakui APRA sebagai tentara  negara pasundan dan agar negara tidak di bubarkan / di lebur ke dalam NKRI.


4.      PEMBERONTAKAN ANDI AZIZ
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBVyCMTEXLCLK0mv0tOtO_e6M3l0uP19ZfxGpIe56jvWkytU9qaI5MnhRcZlHLsPD0vcuZ5CnMkiPZ1JLKAXfawT4QRpX1dJJBENC4zjkYNsBggLj4ynO5BVoUuB_eYEY8xXOjuGQsmLUd/s400/pemberontakan-apra-andi-azis-9-638.jpg
 





-          Waktu : 5 Januari 1950
-          Latar Belakang : Menyerang grdung tempat berlansungnya sidang kabinet.
-          Pemimpin : Andi Aziz
-          Cara Penumpasan : pada tanggal 8 April 1950 di keluarkan ultimatum bahwa dalam waktu 4 x 24 jam Andi Aziz harus melaporkan diri ke Jakarta untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
-          Hasil : pasukannya harus di konsinyasi, senjata – senjata di kembalikan dan semua tawanan harus di lepas.
Beliau merupakan komandan kompi APRIS yang menolak kedatangan TNI ke Sulawesi Selatan karena suasananya tidak aman dan terjadi demontrasi pro dan kontra terhadap negara federasi. Ia dan pasukannya menyerang lapangan terbang, kantor telkom, dan pos pos militer TNI. Pemerintah mengeluarkan ultimatum agar dalam tempo 4 x 24 jam ia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.

5.      RMS RMS (Republik Maluku Selatan)











-          Waktu  : 25 April 1950
-          Latar Belakang  : Tidak puas dengan proses ternjadinya kembali ke NKRI.
-          Pemimpin : Dr. Christian Robert Steven Soumokil
-          Cara penumpasan : di selesaikan secara damai dengan mengirimkan misi di pimpin Leimena gagal sehingga kemudian di kirim pasukan ekspediri militer pimpinan kawilarang.
-          Hasil : Sisa – sisa kekuatan RMS banyak yang melarikan dirikepulau seram dan membuat kekacauan akhirnya Soumokil dapat di tangkap dan di jatuhi hukuman mati.
Pemberontakan nin di pimpin oleh Dr. Christian Robert Steven Soumokil bekas jaksa agung NIT (Negara Indonesia Timur). Ia menyatakan berdirinya Republik Maluku Selatan dan memproklamasikannya pada 25 April 1950. Pemberontakan ini dapat di tumpas setelah di bayar mahal dengan kematian Letkol Slamet Riyadi, Letkol S. Sudiarto dan Mayor Abdullah.

6.      PRRI/PERMESTAPRRI / PERMESTA







a.       PPRI
-          Waktu : 15 Februari 1958
-          Latar Belakang : Keinginan adanya otonomi yang luas
-          Pemimpin : Letnan Kolonel Achmad Husein
-          Cara penumpasan : Operasi militer pemerintah mengerahkan pasukan militer terbesar di sejarah militer indonesia.
-          Hasil : Operasi militer di pimpin AE Kaliurang berhasil kembali menguasai daerah

b.      PERMESTA
-          Waktu : 07 Februari 1958
-          Latar Belakang : Masyarakat di Manado tidak puas dengan keadaan ekonomi
-          Pemimpin : Letkol Ventje Sumual
-          Cara Penumpasan : Pemerintah Republik Indonesia menggunakan operasi militer untuk menghentikan pemberontakan.
Setelah pemilu I dilaksanakan, situasi semakin memburuk dan terjadi pertentangan . beberapa daerah merasa seolah-olah diberlakukan secara tidak adil (merasa di anak tirikan) sehingga muncul gerakan saparatis si Sumatera yaitu PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) di pimpin oleh Kolonel Achmad Husein dan PERMESTA (Piagam Perjuangan Rakyat Semesta) di Sulawesi Utara di pimpin oleh D.J Somba dan Kolonel Ventje Sumual.

7.       G30 S/PKI
G 30 S/PKI
 








-          Waktu  : 30 September 1965
-          Latar Belakang : Mengganti Idiologi Pancasila
-          Pemimpin : DN Aidit
-          Cara Penumpasan : Operasi Militer
-          Hasil : PKI dinyatakan sebagai partai terlarang dan di bubarkan
Pada tanggal 30 September 1965 jam 03.00 dinihari PKI melakukan pemberontakan yang di pimpin oleh DN Aidut dan berhasil membunuh 7 perwira tinggi. Mereka punya tekad ingin mengganti idiologi Pancasila sebagai dasar negara debgab komunis-marxis. Setelah jelas terungkap bahwa PKI punya keinginan lain maka diadakan operasi penumpasan :
1.      Menginsyafkan kesatuan – kesatuan yang di manfaatkan oleh PKI
2.      Merebut Studio Rri dan Kantor besar Telkom di pimpin kolonel Sarwo Edy Wibowo dari RPKAD.
3.      Gerakan pembersihan terhadap tokoh-tokoh yang terlibat lansung maupun yang mendalangi nya.

Akhirnya PKI dinyatakan sebagai partai terlarang dan tidak boleh lagi tersebar di seluruh wilayah indonesia berdasarkan SK Presiden yang di tanda tangani pengemban supersemarLetjend Soeharto yang menetapkan pembubaran PKI dan ormas – ormasnya tanggal 12 Maret 1966.

Upaya pencegahan disintegrasi :
1.      Hukum di Indonesia harus tegas demi menjaga persatuan (integrasi), serta tidak menimbulkan perpecahan (disintegrasi) wilayah dan Ideologi.
2.      Hukum di Indonesia harus berdasarkan Pancasila dan tidak untuk mementingkan golongan ataupun pribadi melainkan demi kepentingan negara
3.      Keadilan harus di junjung tinggi, tidak ada penyalagunaan hukum ataupun penindasan
4.      Toleransi antar agama, suku dan ras harus di tingkatkan.
5.      Meningkatkan rasa nasionalisme.
6.      Upaya integrasi harus dijalankan semaksimal mungkin dan dilakukan oleh setiap warga negara.

Dampak atau pengaruh akibat disintegrasi
      Akibat disintegrasi yaitu mengancam keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa yang berdampak pada pemisahan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Disintegrasi juga mengakibatkan terjadinya suatu pemisahan wilayah yang mengakibatkan mereka ingin mendirikan negara sendiri.
Hilangnya kekayaan alam yang dimiliki wilayah yang memisahkan diri membuat negara akan mengalami banyak kerugian baik materi maupun perekonomian negara.

Kesimpulan kita harus meningkatkan rasa nasionalisme kita sekaligus mementingkan kepentingan negara dibandingkan mementingkan kepentingan golongan ataupun pribadi. Contohnya sendiri banyak partai politik yang hanya mementingkan partai sendiri dibandingkan tujuan utama mereka untuk membangun negara semakin maju, hal ini memilukan walaupun tidak semua begitu.


Komentar