Komunikasi yang syar'i

Tidak ada komentar

Kehidupan merupakan sesuatu yang alami, didalamnya penuh dengan aneka ragam dinamika, retorika dari berbagai aspek kehidupan yang semuanya itu tidak dapat di pisahkan dari tindakan yang namanya interaksi.Bermasyarakat, bertetangga, saling mambantu, gotong royong, berkomunikas, saling berbagi informasi, dan lain lain merupakan tindakan dari interaksi.

sebagai seseorang yang normal tentu mendambakan suasana yang nyaman, harmaonis, aman dan kodusif baik didalam lingkungan keluarga maupun dilingkungan masyarakat tempat kita tinggal. apa yang kita harapkan tadi akan terwujud apabila di barengi dengan interaksi yang baik (syar'i).kegiatan interaksi sangat lekat kaitannya dengan proses komunikasi.

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian sesuatu kepada orang lain untuk memberikan intuksi, menyampaikan berita sehingga orang tersebut paham apa yang harus ia kerjakan. komunikasi juga merupakan proes penyampain sesuatu untuk merubah prilaku orang lain, baik secara lisan maupun secara tertulis melalui berbagai media yang ada.

Kominukasi di dalam agama islam, mewajibkan siapapun yang diajak bicara harus di hargai, dan berbica denga perkacaan yang lemah lembut dan sopan santun sebagaimana yang telah dicontohkan oleh kuduwa hasana kita nabi besar muhammad saw dalam keseharannya.

Didalam sebuah hadis Rasulullah bersabda " Diantara sebab mendapat ampunan allah adalah menyebarkan salam dan bertutur kata yang baik" (HR. Thabrani) dan sebenarnya masih banyak lagi hadis lainnya yang menyuruh kita bertutur kata dengan baik.

Berdasarkan Hasil penelitian Harvard University, Amerika Serikat: kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan keterampilan teknis (hard skill), tetapi oleh keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 % dengan hard skill dan sisanya 80 % dengan soft skill (Komunikasi).

Hal ini membuktikan besarnya pengaruh kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi dalam membangun kesuksesan hidup didunia dan di akhirat.

Ada enam cara berkomunikasi yang syar'i di dalam islam:
1. Qaulan Karima (perkataan yang mulia)
Qaulan Karima merupakan perkataan yang disampaikan dengan struktur dan tata bahasa yang benar dengan menggunakan kata-kata yang mulia dan menghindari kata-kata mengejek, memojokan dan kata-kata tercelah lainnya.

Didalam Al quran allah ber firman “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orangtuamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, seklai kali janganlah kamu mengatakan kepada kedanya perkatan ‘ah’ dan kamu janganlah membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Karima –ucapan yang mulia” (QS. Al-Isra: 23).

Qaulan Karima adalah perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut, dan bertatakrama. Dalam ayat tersebut perkataan yang mulia wajib dilakukan saat berbicara dengan kedua orangtua. Kita dilarang membentak mereka atau mengucapkan kata-kata yang sekiranya menyakiti hati mereka.

Qaulan Karima harus digunakan khususnya saat berkomunikasi dengan kedua orangtua atau orang yang harus kita hormati. Qaulan Karima adalah "kata-kata yang hormat, sopan, lemah lembut di hadapan mereka" (Ibnu Katsir).

2.  Qoulan Ma'rufan
Qaulan Ma’rufan merupakan perkataan yang tata bahasa disampaikan dengan sebaik-baik perkataan agar tidak menyakit orang yang menjadi teman berkomunikasi. Qaulan Ma’rufa artinya perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun, menggunakan sindiran (tidak kasar), dan tidak menyakitkan atau menyinggung perasaan. Qaulan Ma’rufa juga bermakna pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan (maslahat). Dalam Tafsir Al-Qurtubi dijelaskan, Qaulan Ma’rufa yaitu melembutkan kata-kata dan menepati janji.

di dalam al quran allah berfirman “perkataan yang baik– dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS. Al-Baqarah: 263).

Dalam sebuah hadist rasulullah juga menyampaikan“Berkat yang baik atau diam".

Sebagai seorang muslim yang beriman kta harus senantiasa menjaga lisan kita agar tetap terjaga dari perkataan yang sia-sia, apa yang kita ucapkan haluslah mengandung nasehat kebaikan-kebaikan.


3. Qaulan Sadidan
Qaulan Sadidan harus menjadi ciri khas kita seorang muslim, berkata dengan jujur dan benar tidak berdusta dan berbohong menjadi kepribadian yang melekat pada setia mulim.

Allah berfirman “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Qaulan Sadida –perkataan yang benar” (QS. An-Nisa:9)

Dalam Tafsir Al-Qurtubi dijelaskan, as-sadid yaitu perkataan yang bijaksana dan perkataan yang benar.

Dalam beromunikasi (berbicara) harus menginformaadisikan atau menyampaikan kebenaran, faktual, hal yang benar saja, jujur, tidak berbohong, juga tidak merekayasa atau memanipulasi fakta. “Dan jauhilah perkataan-perkataan dusta” (QS. Al-Hajj:30). “Katakanlah kebenaran walaupun pahit rasanya” (HR Ibnu Hibban).

4. Qaulan Balighan
Qaulan Baligha artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to the point), dan tidak berbelit-belit atau bertele-tele. Orang yang bijak dalam menyampaikan juga harus melihat situasi dan kondisi yang tepat pula sehingga apa yang dia sampaikan tepat dan memberi dampak yang signifikan bagi pendengarnya.

allah berfirman “Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha –perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.“ (QS An-Nissa :63).

Dalam Tafsir al-Maraghi diterangkan, Qoulan Balighan yaitu “perkataan yang bekasnya hendak kamu tanamkan di dalam jiwa mereka”.

Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah disesuaikan dengan kadar intelektualitas komunikan dan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh mereka.

“Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar akal (intelektualitas) mereka” (H.R. Muslim).

”Tidak kami utus seorang rasul kecuali ia harus menjelaskan dengann bahasa kaumnya” (QS.Ibrahim:4)


5. Qulan Layina
Qaulan Layina berarti pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati.Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, yang dimaksud layina ialah kata kata sindiran, bukan dengan kata kata terus terang atau lugas, apalagi kasar.

Allah berfirman “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan Qulan Layina (kata-kata yang lemah-lembut)…” (QS. Thaha: 44).

Ayat di atas adalah perintah Allah SWT kepada Nabi Musa dan Harun agar berbicara lemah-lembut, tidak kasar, kepada Fir’aun. Dengan Qaulan Layina, hati komunikan (orang yang diajak berkomunikasi) akan merasa tersentuh dan jiwanya tergerak untuk menerima pesan komunikasi kita.

Menurut Tafsir Al-Qurtubi, ayat ini merekomendasikan untuk memberi peringatan dan melarang sesuatu yang munkar dengan cara yang simpatik melalui ungkapan atau kata-kata yang baik dan hendaknya hal itu dilakukan dengan menggunakan perkataan yang lemah lembut, lebih-lebih jika hal itu dilakukan terhadap penguasa atau orang-orang yang berpangkat.

6. Qaulan Maysura
Qaulan Maysura (Maisuran) bermakna ucapan yang mudah, yakni mudah dicerna, mudah dimengerti, dan dipahami oleh komunikan. Makna lainnya adalah kata-kata yang menyenangkan atau berisi hal-hal yang menggembirakan.

allah berfirman ”Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka Qaulan Maysura –ucapan yang mudah” (QS. Al-Isra: 28).

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, Qaulan Maysura adalah ucapan-ucapan yang pantas, halus, dan lembut. Menurut Tafsir Al-Azhar, ia adalah kata-kata yang menyenangkan. Karena kadang-kadang kata-kata yang halus dan berbudi lagi membuat orang senang dan lega, lebih berharga daripada uang dan perhiasaan.

dengan kita mengetahui cara berkomunikasi yang baik maka mari kita amalkan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat memberi mafaat apa yang kita sampaikan.
allahua'lam bishawab

Komentar