Menyambung hidup dari setetes getah

Tidak ada komentar

Sore tadi saya disuguhkan oleh sebuah station tv yang menayangkan kisah seorang janda tua dan dua orang anak laki-lakinya menyambung hidup dari setetes getah pohon karet.

Seorang ibu yang sudah parubaya masih harus menyadap pohon karet untuk menyambung hidupnya dan dibantuh oleh kedua putranya. Kehidupan ini emang terkadang ironi dan timpang. Setimpang kondisi saat ini dimana yang miskin makin miskin dan yang kaya tambah kaya. Ditambah lagi ketidak seriusan pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya.

Perjuangan yang berat dolakulan oleh wanita ini, ia harus pagi-pagi ke kebun untuk menyadap karet di bantuh kedua anaknya, setelah karet sang anak yang paling kecil menuangkan cairan cuka kedalam mangkok (agar karet cepat membeku), lalu setelah pulang sang ibu juga membuat sangkek anyaman untuk menambah penghasilan karena uang yang di dapat dari menyadap karet tidak mencukupi.

Penghasilan yang mereka dapatkan sekitar 35 kg per minggunya, penghasilan ini jauh dari kata cukup. Meski mereka tinggal dirumah yang sederhana namun keceria  dan kebahagian masih menghiasi wajah i ibu dan anak itu.

Tetesan karet dan anyaman sangkek ini lah yang mereka kerjakan  untuk menyambung hidup yang terus berjalan.

Murahnya harga beli karet saat ini dan adanya larangan pembakaran hutan untuk peremajaan kebun baru menjadi bertambahnya penderitaan yang alami oleh ibu..ditambah lagi mahalnya biaya listrik mebuat bertambah lengkaplah penderitaan yang ibu.


#sal añ

Komentar