--Mawar tertunduk lesu dengan menggenggam sebuah surat dari
Tetranychus, pacarnya. Mawar tidak bisa menahan pilu dan tangisnya. Surat
Tetranychus berbunyi “ My Dear, semoga kamu masih dalam lindungan allah sang pencipta
alam semesta, manusia dan kehidupan, sholawat serta salam kita sampaikan kepada
nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dik Mawar, selama setahun lebih kita jalan bareng, suka duka
dalam pacaran telah kita lalui dan sekarang (akhir-akhir) ini aku menjauh
darimu kukan karena kebencianku padamu tapi ada cinta lin yang tumbuh dihati
yaitu cintaku pada allah dan rasulnya dan aku harap kamu juga begitu.
Aku sekarang dalam pembinaan islam intensif (Halaqah), dari
halaqah inilah aku sedikit banyak mengenal islam yang benar. Tanpa kita sadari
karena kebodohan kita banyak aktivitas kita dalam pacaran yang melanggar
syariat allah. Dik, aku menyesal pernah memegang tangan mu, memelukmu bahkan
mencium pipimu padahal kamu belum menjadi istriku dan aku menyesal pernah
berdua-duaan denganmu, karena allah dan rasulnya mengharamkan semua itu.
Dik, bukankah kita ini orang islam yang beriman, yang
mengimani adanya allah yang maha esa, muhammad adalah rasulullah, al quran
firman allah, malaikat-malaikat allah, adanya hari kiamat dan pembalasan serta
taqdir baik dan buruknya dari allah SWT, tetapi mengapa ketika allah membuat
aturan, kita tidak menurutinya?. Katanya ingin selamat dunia akhirat tapi
mengapa memilih jalan kesesatan, bukan malah jalan yang diridhoi allah yaitu
syariat islam?
Dik, aku sekarang ingin menjadi orang yang bertaubat, orang
yang beriman dengan sebenar-benarnya, bukan iman dengan embel-embel “Tapi”.
Dik, islam telah mengatur hubungan pria dan wanita secara sempurna:
1.
Islam memerintahkan kepada manusia baik pria
maupun wanita untuk menundukan pandangan (lihat Qs. An Nur:30-31)
2.
Islam memerintakan kaum wanita untuk mengenakan
pakaian secara sempurna ketika keluar rumah dengan memakai keluar rumah dengan
memakai kerudung (khimar) dan jilbab (baju terusan/baju kurung). (lihat surat
An Nur 31 dan Al Ahzab:59)
3.
Islam melarang seorang wanita melakukan safar
(perjalanan) dari satu tempat ke tempaat yang lain selama sehari semalam
kecuali disertai mahramnya.
4.
Islam melarang pria dan wanita untuk berkhalwat
(berdua-duaan) kecuali wanita itu disertai mahramnya. Rasulullah bersabda
“tidak diperbolehkan seorang pria dan wanita berkhalwat kecuali kecuali wanita
itu disertai mahramnya”.
5.
Islam melarang wanita untuk keluar rumah kecuali
seizin suaminya. Dari Anas ra “disebutkan bahwa ada seorang laki-laki yang
berpergian seraya melarang istrinya keluar rumah, kemudian dikabarkan bahwa
ayah itu sakit. Wanita itu lantas meminta izin kepada Rasulullah SAW agar di
bolehkan menjenguka ayahnya. Rasulullah menjawab “hendaklah kamu takut kepada
allah dan janganlah kamu melanggar pesan suamimu”. Tidak lama kemudian ayahnya
meninggal, kemudian wanita itu pun kembali meminta izin kepada rasulullah SAW
agar dibolehkan melayat ayahnya. Beliau (rasulullah) kembali bersabda
‘hendaklah kamu takut kepada allah SWT, menurunkan wahyu kepada nabi SAW,
sesungguhnya aku telah mengampuni wanita itu karena ketaatan dirinya kepada
suaminya”.
6.
Islam sangat menjaga agar dalam kehidupan khusus
hendaknya jama’ah (komunitas/organisasi) kaum wanita terisah dari jamaah kaum
laki-laki, begitu juga dimasjid, disekolah, dsb. seorang wanita hendaknya hidup
ditengah-tengah kaum wanita, begitu pun kaum pria hidup ditengah-tengah kaum
pria. Meski demikian dalam islam seorang wanita dapat melakukan aktifitas yang
bersifat umum seperti mengajar, jual beli, dosen, dokter, politisi, dsb.
7.
Islam sangaat menjaga agar hubungan kerjasama
antara pria wanita hendaknya bersifat umum dalam urusan-urusan muamalah,
pendidikan, politik, kesehatan, dsb. Bukan hubungan yang bersifat khusus
seperti saling mengunjungi antara pria dengan wanita yang bukan mahromnya atau
jalan-jalan bersama. Sebab kerjasama antara keduanya bertujuan agar wanita
mendapatkan apa yang menjadi hak-hak nya dan kemaslahatannya, disamping agar mereka
melaksanakan apa yang menjadi kewajiban-kewajibanya.
Dik Mawar, itulah
yang ku pahami dan ku imani bahkan sekarang ku perjuangkan agar bisa
mengentaskan diri dari masyarakat dari kerusakan. Coba lihat kasus-kasus
perzinaan akibat pacaran, kehamilan diluar nikah, aborsi, bahkan pembunuhan
akibat pergaulan bebas. Aku tidak ingin mengotori inta suci yang diberi allah
kepada manusia. Aku ingin membina keluarga yang sakinah, mawadah wa rohmah.
Dik, sekali lagi maafkan aku, bukan karena wanita lain aku
memutuskan mu tetapi karena iman yang tertanam di dada, karena aku menyayangi
mu dan aku tidak ingin kamu rusak. Aku
ingin cinta dan benciku karena allah.
Dik, kita putus pacaran bukan berarti puts persaudaraan.
Kamu adalah saudara seiman/seaqidah dan semuslim. Ku harap kamu menjadi wanita
halihah yang akan melahirkan generai-generasi pejuang islam. Jika pun kita
bejodoh pasti akan dipertemukan dalam singgasana keridhoaanya, tapi aku tidak ingin cara pacaran dan
cara-cara yang di murkai allah. Aku ingin ketemu jodoh dijalan yang
diridhoi allah (sesuai syariat islam).
Dunia adalah ladang
amal
Ku tanam kebaikan, ku
petik kebaikan
Ku tanam keburukan, ku
tuai keburukan
Yang pasti ladang itu
akan musnah
Hanya satu kehidupan
yang kekal
Kehidupan yang hanya
ada dua pilihan neraka atau surga.
Itulah kampung akhirat
tempat kita kembali.
Please forgive me,
Memories never die
Dari saudaramu
Tetranychus
Mawar pun termenung dalam kesendirian, dalam seribu tanya
sesak di dada, pemahaman apa yang bisa merubah tetranychus dan keimanan seperti
apa yang ia miliki sekarang sehingga ia mampu mengorbankan cinta yang terbina
bertahun-tahun.
Jalan islam? Ya, islam yang merubah itu semua hingga
kemuliaan menghampiri Tetranychus. Pemikiran mawar berkecamuk, tetapi hatinya
sangat kuat untuk mencoba mengikuti halaqah mengikuti jejak tetranychus, hanya
karen ingin mendapatkan ridho ilahi atau berubah
karena allah bukan karena dan sebab yang lain.
#catatan :
Cerita ini ditulis teruntuk si pria dan si wanita yang sudah
pernah atau pun belum pernah pacaran, dan cerita ini ku persembahkan untuk
orang-orang yang berani mengambil jalan kebenaran dalam ridho ilahi (mengharap
ridho allah). Orang-orang yang bersabar dan istiqomah dalam ketaatan kepada
allah swt.
Sumber : Dakwahislam.net