Sosialis yang mulai terkikis apatisme

Tidak ada komentar

Menurut Keith Jacobs sosial adalah sesuatu yang dibangun dan terjadi dalam sistem komunitas, dan Lewis mengatakan sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan diterapkan dalam interaksi sehari - hari antara warga negara dan pemerintah. sedangkan pengertian sosialisme adalah paham yang bertujuan untuk membentuk  kemakmuran kolektif yang produktif dan membatasi milik perorangan. Dan Apatis menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) adalah acu tidak acuh, tidak peduli dan masa bodoh.

Pergeseran zaman adalah sebuah keniscayaan, seperti pergantian siang dan malam, pergantian musim dan semuana itu dipergilirkan untuk diambil pelajarannya. terkikisnya sifat sosial yang miliki oleh sebagian besar masyarakat oleh sifat indonesia apatis yang hanya mementingkan dirinya sendiri, keserahan, acuh tak acuh dan lainnya meski sebenarnya masih banyak masyarakat indonesia yang sosialis.

Istilah " Berat sama pikul ringan sama di jinjing "ini sangat identik dengan sifat masyarakat indonesia. istilah ini memberikan gambaran bahwa sebenarnya masyarakat indonesia itu sosialis suka membantu sesama, seperjuangan sepenanggungan.

kebiasan gotong royong, kerja bakti, atau apalah namanya kita sudah jarang dilakukan oleh sebagian orang, mereka sibuk dengan diri mereka sendiri, sibuk dengan kerjaan mereka sendiri, mereka sibuk untuk menumpuk harta dan semua yang bisa ditumpuk.

pergeseran ini seharusnya menjadi pelajaran bersama bagi kita agar kita tidak menjadi orang yang terkikis atau istilah lainnya hanyut terbawah perkembangan zaman. Nilai - nilai kebaikan dan budaya luhur masyarakat harus tetap dilestarikan sehingga cita - cita bersama untuk mewujudkan kehidupan sosial yang makmur, produktif dan sejahtera akan dengan mudah terwujud.

menurut kami jika beberapa sifat ini ada  pada diri kita maka kita termasuk mereka yang sifat sosialnya terkikis oleh sifat apatis:
1. ketika sudah hilangnya rasa kepedulian
banyak sebagian orang yang sudah tidak peduli lagi terhadap kondisi sekitarnya, misal sudah tidak peduli lagi dengan sampah yang menumpuk atau tidak peduli lagi dengan kondisi tetangganya, sudah tidak peduli lagi dengan kondisi temannya, sudah tidak peduli lagi dengan kondisi lingkungannya dan lainnya.
kepedulian itu hanya sebuah kepekaan, keterpanggilan untuk merasa serasa dan sepenanggungan, merasa kan perasaan yang sama, merasakan keterkaitan antara satu dengan yang lain.

2. hilangnya rasa memiliki
sifat ini yang banyak salah diartikan oleh sebagian kita, kita mungkin mengartikan memiliki ini hanya untuk di kuasai oleh individu atau peraorangan, padahal sebenarnya makna memiliki ini bisa juga diartikan dengan mengelolah, memelihara, merawat dan lain sebagainya yang memiliki arti yang sama.
contohnya, kita sudah tidak mau lagi diajak gotong royong, kita sudah tidak perlu lagi hadir dalam kegiatan-kegiatan sosial.

3. hilangya rasa tanggung jawab sosial
tanggung jawab sosial merupakan tanggung jawab setiap orang, karena pada dasarnya kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian. kita butuh orang lain untuk membantu kita.

4. adanya sifat tamak (mementingkan diri sendiri)
kerja - kerja sosial merupakan kerjabersama tanpa pamri, bukan kerja yang sedikit - sedikit mengharap ada imbalan. ketamakan, kerakusan dan sejenisnya inilah yang merusak tatanan sosial kita saat ini.

untuk tidak terkikis sifat sosialis maka perlu kiranya kita merenungkan kembali ungkapan berikut ini " kami jadikan kamu semua bersuku suku, berbangsa dan bernegara agar kamu saling mengenal, saling ingat mengingkatkan dalam kebaikan, tolong menolong, dan berlombah lombah dalam melakukan kebaikan..". atau "berat sama dipikul, ringan sama dijinjing".

renungkanlah bahwa sesunggunya kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian, kita butuh orang lain untuk saling tolong menolong dalam menjalani kehidupan ini.

berkontribusi dalam kerja - kerja sosial merupakan bentuk amal kebaikan yang menjadi bekal untuk menghadap tuhan kelak.

#ayoolebihbaik



Komentar