by : asa
Masih sangat singkat perjalanan dakwah yang ku lalui , belum
pantas rasanya saya bercerita tentang dakwah. Dan mungkin apa yang saya ceritakan
sudah lama dan sudah berkali-kali mereka ceritakan.
Dua tahun yang lalu awal ku berkenalan dengan jamaah dakwah
ini, perkenalan yang singkat tapi menimbulkan ketertarikan yang mengikat antara
satu dengan yang lain.
Sikap dinamis yang saya miliki dan potret suram masa lalu
lah yang mungkin selalu memotivasi saya untuk terus berada dalam jamaah ini.
Pertemuan yang singkat ini yang mempertemukan aku dengan
sosok abang dan kakak yang memang saya tidak memilikinya dikarenakan saya anak
pertama dari tiga bersaudara.
Para abang-abang dan kakak-kakak sudah kelihatan lelah
menapaki jalan perjuangan ini pun tetap tegar dalam pendiriannya. Mereka yang
seharusnya mengurusi urusan yang lebih besar lagi namun harus menjadi back up
bagi urusan dakwah kecil ini.
enteh tanpa terasa ternyata saya pun ikut tercebur dalam
kubangan jamaah yang mungkin terlihat aneh dimata anak muda saat ini. Kubangan pemuda
yang berani tampil beda, pemuda yang teguh dengan kebenaran, pemuda yang taat
pada perintah agamanya, dan memahami sejarah nya.
Mereka adalah kebanggaan bagi ku, mereka adalah inspirasi
bagi ku, mereka adalah harapan baru bagi ku, mereka adalah patner kerja ku
dalam mengarungi jalan dakwah yang penh onak dan duri, mereka adalah keluarga
bagi ku selain keluarga besar orang tua ku, mereka adalah Aktivis Dakwah
Kampus.
Mereka yang masih mudah belia ibaratkan mawar mekar yang
indah dan berduri. Mereka ibarat tangan-tangan kekar yang menaham beban-beban
berat kehidupan dengan banyaknya amanah yang pikulnya.
Mereka adalah mawar merah yang tidak mudah disentuh, mereka
tangan-tangan kekar yang tidak silau dengan jabatan dan limpahan harta, tapi
mereka adalah anak muda yang ingin bebas dan berhendak merdeka dalam melakukan
perbaikan-perbaikan di bumi tercinta ini.
Namun seiring berjalannya waktu mawar indah yang berduri itu
mulai berguguran, tapi entah apa yang menyebabkannya berguguran. Mungkin angin,
mungkin juga burung-burung , mungkin kebutuhan atau mungkin juga karena usia
yang membatasi mereka berguguran di barisan ini.
Tanggan – tangan kekar itu mulai digelayuti beban-beban
kehidupan yang menjadi kebutuhan yang sedikit menguras tenaga dan pikiran dalam
mengarungi perjalan panjang ini.
Kini mereka harus bekerja keras untuk membangun kebun-kebun
baru yang bisa ditanami bunga mawar dan mencari pekerja baru yang masih kuat
untuk mengelolah kebun-kebun yang akan menjadi cikal bakal harapan baru tumbuhnya
generasi baru yang akan memberikan manfaat yang lebih banyak lagi.
Semangat baru yang mungkin harus ditanamkan oleh pengelolah
kebun adalah hilang satu tumbuh seribu dan (surat al-fath (kemenagan) ayat 1-11)
sehingga lahirlah generasi pembaharuan seperti muhamad al-fatih dan yang
lainnya.
Semangat untuk terus berkontribusi, semangat untuk
menjadikan diri kitalah yang terpilih menjadi tentara allah , menumbuhkan
semangat dan pemahaman tetang tujuan penciptaan manusia, sehingga yang akan
lahir hanyalah karya,karya dan karya yang menjadi sejarah dalam perjalanan
kehidupan yang akan diwarisi oleh generasi penerus selanjutnya.
Semangat untuk memeberikan solusi, bukan hanya mengkritisi,
semangat untuk memberikan kontribusi tidak sekedar kerkoar-koar saja, semangat
yang lahir dari cinta dan kerja untuk melahirkan tinta sejarah baru akan
dituliskan dalam buku sejarah kehidupan.